Bayi Ini Terlahir Tanpa Mata, Hidung, dan Mulut

Bayi perempuan yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur pada 13 Juni 2012 lalu, kondisi fisiknya abnormal karena tidak memiliki mata, hidung dan mulut. Namun, bayi itu sampai saat ini masih dalam kondisi yang sehat.
Bayi mungil yang merupakan anak ketiga dari pasangan Jean Neonufa dan Welmince Hausufa warga Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, TTU, saat ini masih dirawat secara intensif di dalam inkubator, ruang bangsal perawatan anak.

"Saat hamil semuanya berjalan normal, begitupun makanan dan minuman yang saya makan tidak ada yang aneh-aneh. Hal yang sama juga ketika saya lakukan pemeriksaan medis saat hamil, baik itu di puskesmas maupun di rumah sakit, tidak ditemukan gejala penyakit di dalam kandungan, sehingga kami tidak mengira kalau kemudian bayi kami akan lahir dengan fisik seperti ini," kata ibu Kandung sang bayi, Welmince Hausufa, Senin (18/6/2012).

Ayah bayi, Jean Neonufa mengaku tidak pernah mendapat firasat atau tanda-tanda yang aneh sebelumnya.
"Selama ini tidak ada yang aneh, hanya ada beberapa hal yang membuat saya merasa kalau anak saya ini akan lahir dengan kondisi tak normal, di antaranya saat istri saya mengeluh sakit atau capai, saya selalu membeli obat di toko dengan dosis yang tinggi, dengan maksud supaya cepat sembuh," kata Neonufa.
Selain itu menurut Neonufa, kesibukannya di luar sebagai ketua salah satu partai politik membuatnya selalu pulang larut malam menjadi salah satu penyebab.

"Menurut adat kami orang Timor, kalau kondisi istri yang sedang hamil, kita tidak boleh masuk rumah tengah malam karena 'pamali'," kata Neonufa.

Terkait dengan itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Kefamenanu, Dr Mervin Tri Hadianto mengatakan kalainan tersebut dalam bahasa medisnya disebut Anensefal Trisomi 13 yakni suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk dengan sempurna sehingga merambat pada mata, hidung, mulut dan telinga yang juga tidak terbentuk.

"Penyebab kelainan bawaan ini sampai sekarang tidak diketahui, sehingga tiba-tiba pembelahan saat pemisahan kromosomnya yang kacau, dimana," kata Mervin.

Untuk di Kabupaten TTU menurut Mervin, kasus kelainan bayi seperti ini baru terjadi dua kasus dan kebanyakan tingkat harapan hidup mereka tidak bertahan lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar