Ada berbagai mitos seputar kesuburan. Misalnya benarkah sperma yang
encer membuat wanita sulit hamil atau apakah memang suntik KB bisa
membuat wanita tidak subur?
Mitos-mitos seputar hal-hal yang penyebab wanita sulit hamil ini
kerap ditanyakan pada konsultan seks wolipop, dr. Vanda Mustika. Berikut
ini enam mitos soal 'kenapa wanita belum juga hamil' yang paling sering
ditanyakan:
1. Mr. Happy Bengkok
Pada saat ereksi, darah
mengalir ke dalam rongga-rongga di dalam penis, sehingga penis menjadi
membesar dan mengeras. Tidak pada semua orang rongga ini simetris kanan
dan kiri, pada beberapa orang terdapat ketidaksimetrisan antara rongga
kanan dan kiri sehingga pada saat ereksi sedikit melengkung ke kanan
atau ke kiri.
Kelengkungan penis masih dianggap normal bila
sedikit deviasi ke kanan atau ke kiri. Hal ini juga tidak akan
mempengaruhi hubungan seksual anda, apalagi mempengaruhi kesuburan,
karena pada dasarnya penis hanya merupakan saluran lewatnya cairan
sperma.
2. Kualitas Sperma
Dalam pemeriksaan kesuburan,
biasanya akan diperiksa kuantitas dan kualitas sperma. Kualitas sperma
menyangkut berapa persen sperma yang masih aktif bergerak, maupun
kandungan zat-zat untuk nutrisi sperma di dalam cairan mani dan juga
bentuk sperma baik kepala maupun ekornya.
Kualitas sperma di
bawah 25% artinya jumlah sperma yang bentuknya utuh (tidak cacat) dan
masih aktif bergerak jumlahnya di bawah 25%, sedangkan setidaknya harus
ada lebih dari 40% sperma yang masih baik dan aktif bergerak untuk dapat
membuahi sel telur untuk dapat terjadinya kehamilan.
Sperma yang
mati atau rusak ini bisa disebabkan karena kematian atau rusak setelah
diproduksi. Hal ini bisa karena daerah skrotum sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan sering terpapar oleh suhu yang
tinggi.
Suhu yang tinggi misalnya kebiasaan menggunakan celana
dalam ataupun celana yang terlalu ketat atau bahan yang terlalu tebal
(seperti celana jeans), menggunakan transportasi sepeda motor yang
terlalu lama di siang hari, ataupun tuntutan pekerjaan yang mengharuskan
duduk di atas alas yang bersuhu tinggi seperti mesin, dan sebagainya.
Suhu tinggi ini bisa merusak sperma dan menyebabkan kematian sperma.
3. Obat Penunda Haid
Obat
penunda haid biasanya diberikan berupa tambahan hormonal untuk menunda
terjadinya menstruasi. Selama hormon tersebut masih diminum maka
menstruasi tidak akan terjadi, dan setelah berhenti diminum maka
menstruasi akan kembali seperti biasanya, kecuali bila hormon tersebut
diminum dalam jangka waktu panjang.
Untuk mengetahui apakah obat
penunda haid itu masih berpengaruh atau tidak pasca berhenti memakai?
Dokter Vanda menyarankan cek dan perhatikan siklus haid sekarang.
Seandainya siklus haid anda sudah kembali normal, maka obat penunda haid
yang anda minum sudah tidak ada efeknya lagi, dan tidak menyebabkan
Anda lambat haid.
4. Sperma Encer
Sperma berbentuk cairan
dengan kekentalan yang berbeda pada setiap orang, ada yang memiliki
sperma yang kental dan ada juga yang memiliki sperma yang lebih encer.
Kental atau encernya sperma tidak mempengaruhi kualitas sperma itu dan
sama-sama dapat membuahi bila memang spermanya baik.
Oleh karena
vagina berbentuk seperti sebuah tabung yang pipih maka dengan adanya
gravitasi maka cairan sperma ini tentunya akan keluar lagi dari vagina.
Namun kehamilan tetap terjadi karena biasanya ada bagian yang sangat
kental yang keluar di awal ejakulasi akan menempel langsung di mulut
rahim dan spermanya akan langsung berenang melewati mulut rahim menuju
sel telur.
5. Tubuh Gemuk
Berat badan Anda berlebih, bisa jadi
berpengaruh terhadap terjadinya kehamilan. Hal ini karena metabolisme
hormon estrogen (hormon perempuan) berhubungan dengan metabolisme lemak,
yang dapat mengalami gangguan saat berat badan berlebih. Wanita dengan
berat badan berlebih sering mengalami polikistik ovarium dimana indung
telurnya menjadi menebal dan tidak mampu untuk mengeluarkan sel telur
saat waktunya ovulasi.
Namun agar lebih jelas mengetahui apakah
memang berat badan atau bukan yang jadi penyebab sulit hamil, sebaiknya
lakukan pemeriksaan kesuburan dulu. Harus dipastikan tidak ada masalah
dari segi bentuk alat reproduksi, serta fungsinya; saluran telur juga
harus dipastikan tidak mengalami penyumbatan. Yang tidak kalah
pentingnya adalah kadar hormon, kadar hormon ini juga sangat berpengaruh
terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
6. Suntik KB
Efektivitas
kontrasepsi hormonal tidak berbeda pada pasangan yang sudah mempunyai
anak atau yang belum pernah memiliki anak (baru menikah). Perbedaannya
adalah pada pasangan yang belum pernah memiliki anak, belum terbukti
baik suami maupun istrinya memiliki sistem reproduksi yang sehat dan
mampu menghasilkan kehamilan, namun sudah menggunakan kontrasepsi
hormonal.
Dengan efektivitas yang sama artinya kemampuan
kontrasepsi hormonal tersebut baik suntik maupun pil dapat mencegah
kehamilan dan pada saat penggunaannya dihentikan, setelah masa
bekerjanya habis, akan dapat menghasilkan kehamilan seperti halnya
sebelum penggunaan.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar