Lincolnshire, Inggris, Dokter mengatakan tak ada lagi
harapan bagi Alice yang tengah koma di rumah sakit karena terserang
meningitis. Sang bunda pun memberikan pelukan dan ciuman terakhir
sebagai ucapan selamat tinggal. Tak disangka, ciuman tersebut justru
membuat kondisi Alice membaik.
Alice yang saat itu masih berusia
14 bulan harus terbaring koma setelah sebulan sebelumnya terserang
meningitis berat. Penyakit itu telah memicu gagal ginjal dan kemudian
catastrophic stroke.
Kondisi tersebut membuat Alice harus
terbaring koma di rumah sakit dan bergantung pada mesin dialisis,
ventilator dan mesin pendukung kehidupan lainnya.
Tapi tubuh
Alice terlalu rapuh untuk bisa terus ditopang mesin pendukung kehidupan.
Dokter pun mengatakan tak ada harapan lagi bagi Alice.
Sang
bunda, Jennifer Lawson (31 tahun), akhirnya memutuskan untuk mematikan
mesin pendukung kehidupan dan merelakan putri kecilnya pergi untuk
selamanya. Bahkan organ Alice rencananya akan didonorkan pada anak lain
yang membutuhkan.
Ciuman lembut penuh haru pun jadi tanda
perpisahan bagi ibu dan anak ini. Jennifer memeluk kepala putrinya,
mencondongkan tubuh dan mendaratkan ciuman di dahi Alice.
"Saya
hanya berusaha untuk mengatakan betapa kami mencintainya, saya berharap
dia bisa mendengar dan mengerti. Saya berbicara padanya bahwa tak ada
yang salah. Saya merasakan kehangatan pada tubuhnya, merah muda di
pipinya. Dia tampak seperti bayi yang sedang tidur.
Masa lalu dan
masa depan bergabung pada saat itu. Saya mengatakan betapa bangganya
saya memiliki dia. Dia telah berjuang begitu lama dan bisa beristirahat
sekarang. Dan saya berbaring di sampingnya.
Saya mencium gadis
kecilku. Dia begitu hangat dan nyaman. Saya tidak bisa membayangkan ia
akan mati," ujar Jennifer Lawson, yang berasal dari Lincolnshire,
Inggris, seperti dilansir Dailymail, Sabtu (21/7/2012).
Naluri
Jennifer ternyata benar. Ciuman terakhirnya seolah menjadi mukjizat dan
yang terjadi selanjutnya adalah keajaiban. Alice tidak jadi meninggal.
Ketika
mesin pendukung kehidupannya dimatikan pada 24 Maret 2010, ia mulai
bernapas sendiri. Semangat hidup gadis kecil ini sangat besar. Baik
Jennifer dan pasangannya Phil Lloyd (36 tahun), cukup bisa percaya bahwa
putrinya tidak jadi masuk ke dalam fase tidur abadi.
"Seolah-olah
gelembung keputusasaan telah muncul. Rasa sakit yang tertahan akhirnya
larut. Lovely Alice kembali bersama kami. Kami merasa menyaksikan
keajaiban," kenang Jennifer.
Setelah bangkit dari kematian, Alice
yang kini telah berusia 3,5 tahun tumbuh menjadi gadis kecil yang
cantik. Wajahnya seperti boneka dengan mata biru, pipi kemerahan dan
bibirnya selalu mengembangkan senyum yang mempesona.
Meningitis
adalah suatu peradangan dari selaput-selaput otak (yang disebut
meningen), yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai macam virus dan bakteri.
Penyakit
meningitis merupakan penyakit yang menyerang selaput otak dengan angka
kematian mencapai 50 persen. Jika lolos dari maut, balita akan mengalami
gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi,
lamban dan retardasi mental.
Gejala klinis meningitis yang khas
seperti demam tinggi, kejang, penurunan kesadaran dengan ditandai
berkurangnya respons terhadap rangsangan.
Pada bayi, gejalanya
seperti demam (62 persen), hipotermia (tubuh merasa sangat kedinginan),
letargi (penurunan kesadaran), kesulitan minum, muntah, diare, sesak
napas, kejang atau ubun-ubun besar membonjol.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar