Kemiskinan membuat seorang bocah tujuh tahun di Lebak, Banten, memilih berjualan bakso untuk bertahan hidup dengan ibunya. Kendati harus bekerja dan kerap diledek temannya, si bocah tetap berprestasi di sekolah.
Kemiskinan membuat seorang bocah tujuh tahun di Lebak, Banten, memilih berjualan untuk bertahan hidup dengan ibunya. Sepulang sekolah, Siti menuju rumah tetangganya untuk mengambil bakso yang kemudian dijual.Dengan kedua tangan kecilnya, Siti mengangkat barang dagangannya berkeliling kampung. Bagi Siti, rasa lelahnya selalu terbayar setiap ada warga yang memanggilnya. Membersihkan mangkok, sendok, dan menuangkan bakso, dilakukannya dengan cekatan.
Uang yang didapat disimpannya dengan rapi.Dalam sehari, gadis kecil tersebut bisa menempuh jarak 10 kilometer dan berjalan selama tiga jam. Kendati lelah, ia selalu melayani pembeli dengan baik dan tak lupa mencuci mangkok baksonya. Jika beruntung, baksonya habis terjual. Siti pun bisa mendapatkan bayaran meski hanya selembar Rp 2.000. Namun uang ini diberikannya pada sang ibu yang hanya buruh tani biasa.Meski harus mencari uang dengan berjualan bakso, di sekolah, Siti termasuk murid yang giat belajar dan pintar terutama di pelajaran matematika.
Ledekan teman-temannya karena ia kerap berjualan bakso tak diindahkannya. Siti belajar dan dengan ikhlas membantu ibunya atas kemauannya sendiri.Siti sudah yatim sejak berusia dua tahun. Kakak laki-lakinya sudah satu tahun tidak pulang ke rumah. Selama satu tahun terakhir inilah, atas kemauannya sendiri, Siti berjualan bakso untuk membantu ibunya.
sumber
0 Comments