Sebuah investigasi yang dilakukan lembaga konsultan bisnis seks,Brothel Busters, menemukan data bahwa MyOutCall Australia menawarkan keperawanan seorang pelajar asal China berumur 19 tahun dengan nilai Rp 136 juta.
Brothel Busters juga menemukan fakta, klub itu ingin dibayar dimuka sebesar 2.000 dollar Australia (Rp 18 juta) sebagai uang muka untuk mendapatkan layanan sang gadis yang disebut kuliah di Sydney University.
Mengetahui itu, juru bicara Family Association sekaligus kepala peneliti, Tim Cannon,menyatakan jika ini mengembalikan manusia ke zaman perbudakan. “Ini jelas merusak masyarakat dan juga masalah kemanusiaan,” katanya.
Sumber