Alasan lainnya adalah, karena seringnya sih ya, kalau ada urusan porno-porno begini, pasti perempuan deh yang disalahin. Jadi inget kata-katanya Pak Suryadharma Ali (SA), Menteri Agama kita, mengenai definisi pornografi:
“Masih belum bisa dipastikan, tapi bisa kita rasakan sesuatu yang rasanya pornografi. Kami berpendapat harus ada kriteria umum. Misalnya untuk rok perempuan harus di bawah dengkul,”Kurang lebih maksudnya Pak SA yang MBDC tangkep lewat pernyataannya di atas adalah, kalau kamu bisa merasakan serrserran tak menentu pada anu-anuanmu, itu artinya sesuatu itu adalah pornografi. Dalam hal ini kemudian Pak SA mencontohkannya lewat rok mini.
Nah, jadi kalo menurut Pak SA perempuan gak boleh lagi pake rok mini, bolehnya pake apa dong? Apakah perempuan Indonesia kemana-mana sekarang harus pake pakaian adat karena dianggap sebagai jenis pakaian yang paling mencerminkan “adat ketimuran”? Weits tunggu dulu. Menurut MBDC, kalau kita berpijak pada definisi Pak SA tentang pornografi barusan, pakaian adat pun gak aman! Ini contohnya:
1. Kebaya
Kebaya sangat rentan membuat orang yang melihatnya “merasakan sesuatu”, seperti kata Pak SA. Potongannya yang feminin dan mengikuti lekuk tubuh, ditambah dengan bahannya yang transparan, membuat kebaya sungguhlah bikin serrserran!
2. Kemben Tradisional
Ini termasuk pakaian tradisional kita yang paling umum dijumpai di pelosok nusantara loh! Terutama di jajaran adat Jawa atau pun Bali. Seksi dan semlohey, memaparkan bahu dan leher perempuan Indonesia yang memang indah-indah!
3. Bulang
Bulang adalah nama pakaian adat Dayak. Bentuknya manis banget. Rok selutut (kadang sedikit di atas lutut) dan atasan yang tak berlengan. Kenapa bisa bikin serrserran? Yah setidaknya kita tahu Ken Arok sih pasti tergoda ya melihat betis mulus tersingkap dengan indahnya!
4. Pakaian Adat Papua
Pakaian adat perempuan di Papua namanya bermacam-macam, tergantung suku dan bahasanya. Yang satu ini juga sangat tidak aman kalau dilihat dari definisi pornonya Pak SA, soalnya buka-bukaan banget nih!
5. Baju Bodo
Baju adat Makassar ini sebenarnya selain cantik, juga tertutup. Banyak juga baju adat Indonesia lain yang modelnya tertutup seperti ini, contohnya baju kurung, baju adat Minahasa, Ulee Balang dan lain sebagainya. Terus, aman dong? Eh sapa bilang? Tetep aja bisa dituding pornografi kalau definisinya adalah yang bisa dirasa-rasain gitu. Justru banyak orang yang makin serrserran sama jenis pakaian yang tertutup gitu, makin misterius makin sip katanya!
Nah terus gimana dong? Dari segitu beragamnya pakaian adat perempuan Indonesia, masa semuanya gak aman? Yahh.. abis mau gimana lagi? Intinya, memang semua jenis pakaian perempuan bisa dianggap pornografi, tergantung siapa yang melihat dan merasakannya. Toh rasa itu kan sangat subjektif. Lantas, bukan berarti semuanya harus dicekal kan? Jadi ya sudahlah, MBDC sih sepakat, terserah aja perempuan memilih baju apa pun yang ingin dia kenakan. Gak mau pake baju juga gak pa pa. Palingan kita di sini senyam senyum doang. Iyalah, emangnya mau ngapain? Mau merkosa? Kita sih yakin, sebagai manusia yang beradab, pikiran kita masih waras dan bisa dikendalikan. Gak tau deh kalo Pak SA gimana.