Kalau sudah bicara soal anak, banyak hal yang harus diperhatikan,
misalnya alergi sperma, kualitas sel telur yang buruk dan sperma yang
tidak efektif. Bahkan 1 dari 10 pasangan yang tidak subur didapatkan
fakta bahwa 30 persen diantaranya disebabkan oleh faktor yang dialami si
pria.
Untuk lebih jelasnya, ini dia 10 faktor mengejutkan yang bisa mempengaruhi sperma seorang pria seperti dikutip dari health.com.
1. Suhu Terlalu Panas
Testis
manusia tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali jika manusia itu bisa
tinggal di daerah yang lebih dingin dari tubuhnya. Beruntung anatomi
pria dirancang untuk menciptakan jarak antara testis dengan suhu inti
tubuh.
Jika suhu testis dinaikkan hingga 98 derajat maka produksi
sperma bisa berhenti, ungkap Hal Danzer, MD, seorang spesialis
kesuburan di Los Angeles. Ketika produksi terganggu, sperma dapat
mengalami dampak negatif selama berbulan-bulan.
Tapi apa yang
terjadi jika paparan panas itu tidak mendatangkan malapetaka pada
kemampuan reproduksi pria? "Jumlah, motilitas dan morfologinya bisa
lebih rendah secara menyeluruh," tambah Paul Shin, MD, seorang pakar
urologi di Washington, DC.
2. Bak Air Panas
"Panas
basah" itu memang tidak baik untuk testis dan menurut sebuah penelitian
yang dipublikasikan pada tahun 2007, bahkan dengan berada di dalam
jacuzzi atau bak mandi air panas selama 30 menit dapat menurunkan
produksi sperma.
Dr. Shin pun mengungkapkan bahwa paparan 'panas
basah' itu dapat berdampak pada sperma pria untuk waktu yang sangat
lama. Oleh karena sperma memerlukan waktu yang lama untuk matang maka
"setiap intervensi (untuk mengurangi paparan 'panas basah') biasanya
akan memakan waktu setidaknya 3 bulan atau 6-9 bulan untuk mengembalikan
fungsinya," jelasnya.
3. Demam
"Ketika saya tahu bahwa
seorang pria lama tak memakai bak air panas, merokok ganja, memakai
celana ketat, pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah,'Apakah Anda
sakit tiga bulan yang lalu?'," tanya Kurt Wharton, MD, seorang dokter
ahli kandungan yang berbasis di San Francisco dan mengkhususkan diri
pada infertilitas.
Menurut sebuah studi pada 2003, demam tinggi
memiliki efek yang sama sebagai 'panas basah' pada sperma seorang pria,
efeknyapun sama. Namun tergantung pada waktu produksi sperma,
konsentrasi sperma bisa menurun hingga 35 persen setelah mengalami
demam.
Menurutnya, orang-orang seringkali baru mengakui atau
menyadari adanya hal semacam itu belakangan atau setelah ditanya oleh
dokter.
4. Laptop
Dapatkah laptop benar-benar
mempengaruhi kemampuan pria untuk berkembang biak? Menurut peneliti di
State University of New York di Stony Brook, ada korelasi langsung
antara penggunaan laptop dan peningkatan suhu skrotum hingga 35 derajat
pada posisi tertentu!
Peningkatan ini memberi efek yang merugikan
pada spermatogenesis (proses pembentukan gamet jantan), jadi jika
pasangan Anda ingin hamil, tinggalkan laptop Anda di meja sekarang juga!
5. Celana Dalam
Meskipun ukurannya tak jauh berbeda, namun celana boxer dan celana dalam cukup memberi pengaruh terhadap jumlah sperma.
"Celana
boxer lebih baik daripada celana dalam, terutama jika jumlah sperma
pria yang bersangkutan terbilang rendah. Tapi mungkin hal ini hanya akan
memberi sedikit pengaruh jika jumlah spermanya normal," terang Dr.
Danzer.
Namun mengenakan celana pendek yang ketat untuk jangka
waktu yang lama adalah ideburuk juga, tambah Dr. Wharton. Semakin ketat
celana seorang pria, kondisinya akan semakin buruk untuk memproduksi
sperma.
6. Varikokel
Diperkirakan 15 persen pria di
seluruh dunia mengalami varikokel atau varises (pelebaran pembuluh
darah) di skrotum, biasanya di testis kiri.
Ketika jumlah sperma
seorang pria terbilang rendah, dokter mungkin akan merekomendasikan
perbaikan varikokel melalui pembedahan ataupun embolisasi, prosedur
non-bedah dengan menggunakan kateter.
Varikokel diduga dapat
mengganggu produksi sperma dengan mengganggu aliran darah, membuat
skrotum kepanasan atau mencegah masuknya darah ke testis. Meskipun ada
sedikit bukti bahwa kesuburan pria bisa membaik setelah menjalani
embolisasi varikokel, beberapa dokter percaya operasi tersebut dapat
meningkatkan kualitas air mani.
7. Ponsel
Pengaruh ponsel terhadap organ reproduksi pria sebenarnya masih banyak diperdebatkan.
"Sebuah
studi pada 2008 menemukan bahwa pria yang penggunaan ponselnya
tertinggi (lebih dari empat jam per hari) memiliki jumlah, tingkat
motilitas dan morfologi (bentuk normal) sperma lebih rendah," kata Dr
Shin. Dia pun merekomendasikan agar pasien menaruh ponselnya di tas
kerja daripada di kantong celana untuk membatasi paparan radiasi dari
ponsel.
Namun karena studinya terbilang kecil, beberapa dokter
tak sepakat dengan hal itu. "Saya tidak menyarankan seorang pria untuk
membawa microwave di saku depan celananya," ujar Dr Wharton. "Tapi jika
tidak, itu tak menjadi masalah."
8. Obesitas
"Obesitas
seringkali dikaitkan dengan peningkatan produksi hormon wanita
(estrogen), penurunan jumlah sperma, disfungsi seksual dan
infertilitas," ungkap Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive
Center di California.
Dibandingkan dengan pria normal dan gemuk,
pria obesitas yang subur telah berkurang fungsi testisnya dan jumlah
spermanya lebih rendah secara signifikan. Hal ini diungkap studi WHO
pada 2009.
Meskipun obesitas mengurangi jumlah sperma, hanya
obesitas tingkat ekstrimlah yang memberi pengaruh negatif terhadap
reproduksi pria.
9. Gaya Hidup (Berpesta)
"Rokok,
alkohol, dan ganja dapat merusak fungsi seksual," tandas Dr. Potter yang
merekomendasikan agar pasien membatasi atau menghindari ketiga hal ini
jika ingin mencoba untuk hamil.
Menurut penelitian yang dilakukan
pada tahun 2010, penyalahgunaan alkohol tentu saja mempengaruhi
produksi dan kualitas sperma, sementara merokok mengganggu motilitas
sperma.
Selain memperlambat gerak sperma, studi lainnya juga
menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan
kecenderungan disfungsi ereksi.
Ganja juga tidak aman bagi
sperma. Merokok ganja telah terbukti mengurangi jumlah dan fungsi sperma
serta menurunkan tingkat kesuburan pria secara menyeluruh.
10. Faktor Psikologis
Menurut Dr. Potter, ada beberapa situasi fisiologis yang dapat mempengaruhi sperma secara negatif, diantaranya:
- Penyumbatan.
"Apakah
itu disebabkan oleh cacat lahir, infeksi, trauma ataupun vasektomi
namun penyumbatan mencegah sperma memasuki air mani," kata Dr Potter.
- Gangguan genetis.
"Kelainan
kromosom dapat menyebabkan produksi sperma menjadi berkurang drastis
atau bahkan tidak ada sama sekali," lanjut Dr. Potter. Contohnya adalah
penyakit cystic fibrosis yang dapat menyebabkan vas deferens (saluran
sperma) tidak terbentuk.
- Faktor merugikan lainnya
seperti antibodi antisperma (ASA) atau sel-sel khusus yang menyerang sel
sperma, ketidakseimbangan hormonal, kanker testis, testis tidak turun
dan masalah seksual lain yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas
sperma.
sumber
0 Comments