Mengorok saat sedang tidur bisa dialami oleh siapa saja. Tapi umumnya
orang yang bertubuh gemuk lebih rentan mengalami ngorok atau mendengkur
ketika tidur. Kenapa bisa begitu?
Ada banyak penyebab orang
mendengkur saat tidur, bisa akibat masalah sepele tapi kadang juga
menjadi indikasi masalah kesehatan yang serius. Diperkirakan hampir
setengah dari orang dewasa mendengkur.
Mendengkur atau ngorok ini
disebabkan oleh bagian tenggorokan yang menyempit dan udara yang akan
lewat atau masuk berlebihan, seperti dikutip dari Mayoclinic, Sabtu (16/6/2012).
Salah
satu penyebab paling sering orang mengorok adalah akibat obesitas dan
kegemukan. Pada orang gemuk jaringan yang berlebihan bisa menyempitkan
bagian tenggorokan sehingga ngorok lebih mungkin terjadi.
Selain
itu orang gemuk cenderung memiliki lemak tubuh yang terlalu banyak, dan
beberapa lemak ini terkumpul di bagian tubuh tertentu seperti di leher
dan juga daerah tenggorokan.
Lemak yang ada di leher dan
tenggorokan akan menyempitkan saluran udara sehingga sulit untuk
mengatur napas. Ketika seseorang berbaring, posisi tubuhnya akan makin
mempersempit saluran udara, sehingga mendengkur jadi bagian dari tubuh
karena berusaha mengambil oksigen.
Serta peningkatan lemak juga
mempengaruhi jaringan otot yang baik menjadi kehilangan massa otot dan
jaringan di tenggorokan menjadi kendur sehingga lebih mudah untuk
mendengkur.
Jika murni akibat kegemukan biasanya dengan
menurunkan berat badan seringkali bisa memperbaiki masalah. Tapi jika
obesitas sudah dikombinasikan dengan penyebab lain, maka diperlukan
penanganan lebih lanjut.
Terkadang orang yang mendengkur juga
bisa menderita sleep apnea yang mengacu pada terganggunya pernapasan
selama 10 detik atau lebih. Sleep apnea bisa terjadi beberapa kali dalam
waktu semalam serta mengganggu kualitas tidur normal.
Beberapa
hal bisa menjadi petunjuk bahwa mendengkur yang dialami lebih dari
sekedar gangguan tidur biasa yaitu merasa mengantuk sepanjang siang
hari, sering buang air kecil ketika malam hari atau sakit kepala saat
pagi hari.
sumber
0 Comments