Perempuan di Togo menyerukan mogok hubungan seksual selama seminggu
mulai hari ini, Senin (27/8), guna menuntut pengunduran diri presiden
negara itu.
Mogok seks itu diserukan kelompok koalisi oposisi Let's Save Togo, yang membawahi sembilan organisasi kemasyarakatan dan tujuh partai oposisi.
Pemimpin oposisi Isabelle Ameganvi mengatakan seks bisa menjadi senjata untuk mencapai perubahan politik.
Koalisi menginginkan Presiden Faure Gnassingbe dengan keluarganya
telah memegang tampuk kekuasaan selama beberapa puluh tahun, untuk
mundur.
''Kami punya banyak cara untuk membuat kaum pria mengerti apa yang
diinginkan perempuan Togo,'' kata Nona Ameganvi, pemimpin sayap
perempuan di koalisi kepada BBC.
Ia mengaku terilhami oleh mogok serupa yang dilakukan perempuan Liberia tahun 2003 saat mengkampanyekan perdamaian.
''Kalau kaum pria tidak mengindahkan, kami akan melakukan demonstrasi
yang lebih kuat ketimbang mogok seks ini,'' tambah Ameganvi.
Seperti puasa
Pemerintahan di Togo dijalankan oleh anggota keluarga yang sama selama hampir 50 tahun terakhir.
President Faure Gnassingbe mengambil alih kekuasaan tahun 2005
menyusul kematian ayahnya, Gnassingbe Eyadema, yang memerintah Togo
selama 38 tahun. Ia kemudian terpilih lagi tahun 2010.
Mogok hubungan seksual itu diumumkan lewat sebuah pawai yang dihadiri ribuan orang di ibu kota Togo, Lome.
Pawai itu sendiri awalnya merupakan protes atas perubahan tata cara
pemilihan umum yang dikatakan hanya akan menguntungkan Presiden
Gnassingbhe saat nanti dilaksanakan bulan Oktober.
Para aktivis mengatakan mogok itu akan memberi motivasi kaum pria
yang tidak terlibat dalam persoalan politik untuk turut serta. Salah
satu yang mereka perjuangkan adalah membatasi periode kepresidenan.
Mogok seks ini disambut baik sebagai alat politik yang efektif oleh beberapa perempuan di Lome.
''Akan sangat baik bagi perempuan untuk melakukan mogo seks selama
anak-anak kami masih dipenjara. Saya yakin kalau kami melakukan ini,
mereka akan dibebaskan,'' kata Abla Tamekloe kepada kantor berita Associated Press.
"Bagi saya ini seperti puasa. Tuhan tidak akan mengabulkan permintaan Anda bila Anda tidak berpuasa,'' tambahnya.