Semua orang yang ada di Jakarta, sudah pasti tahu dengan monumen kolam air mancur ini. Presiden Soekarno dulunya di tahun 1960-an, memerintahkan untuk membangun beberapa proyek konstruksi demi mempercantik kota Jakarta dalam persiapan Asian Games IV.
Monumen Selamat Datang ini terletak tepat di tengah Bundaran HI. Disebut demikian, karena bundaran ini berdekatan dengan Hotel Indonesia. Bundaran yang berada di pusat jantung kota Jakarta ini, tepat di tengah-tengah beberapa jalan utama di Jakarta.
Di zaman VOC, pintu gerbang Menteng ada di seputaran Gondangdia, dekat Masjid Cut Meutiah sekarang. Namun di zaman Orde Baru, pintu gerbangnya ‘dipindahkan’, bukan lagi di utara akan tetapi di sebelah baratnya, yaitu Bundaran Hotel Indonesia.
Namun, pernahkah tersadar akan sebuah keanehan yang ada di Bundaran HI tersebut? Sepintas kolam ini memang tampak seperti kolam yang ada pada umumnya, yaitu berbentuk bulat dengan air mancur yang ada di dalamnya.
Coba perhatikan gambar-gambar berikut ini :
Sekali lagi, gambar ini pasti mengingatkan akan sesuatu. Apa itu?
Mata Horus, simbol Illuminati/Freemason. Siapa lagi di dunia ini yang memakai simbol-simbol seperti itu selain mereka. Lalu kenapa bisa ada di Bundaran HI? Baca disini untuk lebih jelasnya.
Selain itu, sejumlah bangunan dan situs bersejarah yang ada di Jakarta menjadi rusak akibat gelombang unjuk rasa yang terjadi secara besar-besaran di sepanjang Mei 1998. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, kala itu mencanangkan gerakan rehabilitasi Jakarta, agar kembali menjadi kota yang rapi dan cantik, seperti ibukota negara lainnya.
Salah satu proyeknya, di tahun 2001, ialah merehabilitasi Bundaran HI, lengkap dengan air mancur dan patung Tugu Selamat Datangnya, agar kembali menjadi salah satu icon Jakarta yang cantik selain Monas.
GE dalam hal ini merupakan perusahaan yang juga bertanggungjawab atas tata cahaya Patung Liberty di Washington DC dan Chain Bridge di Hongaria. Di Jawa Tengah pun, GE pula yang menangani tata cahaya yang terdapat di Candi Prambanan.
Professor Nick Turse dalam “The Complex” (2009) menulis, “GE adalah salah satu perusahaan Amerika yang dekat dengan industri perang Pentagon. Sejak tahun 1957 hingga 1961, GE bahkan termasuk di dalam lima besar kontraktor militer Pentagon di samping General Dynamics, Boeing, Lockheed, dan North American Aviation. Sejak 2006, GE telah meluncur turun ke urutan empat belas terbesar. Walau demikian, nila laba yang diperoleh GE di tahun itu masih sangat besar, tidak kurang dari $ 2,3 miliar dari Departemen Pertahanan AS, dengan mengerjakan sistem persenjataan untuk Helikopter tempur Hawk UH-60 dan pesawat multiguna F/A-18 Hornet. Keduanya digunakan di Irak.”
Misteri demi misteri silih berganti bergulir di sekitar kita. Dan tanpa disadari, semua yang ada di di dalam kehidupan ini menyimpan banyak misteri. Ada yang terjawab dan tentu banyak sekali yang menyisakan tanda tanya besar. Bukti bahwa berpikir skeptis sangat diperlukan dengan apa yang di lihat, dengar, dan rasakan .