Kisah aneh pun muncul dalam tragedi hubungan Israel
dan Palestina. Seorang mantan pasukan Israel mengatakan, dirinya ingin
mengecam kewarganegaraannya dan menjadi warga Palestina yang hidup di
kamp penampungan di Tepi Barat.
Andre Pshenichnikov, seorang imigran Yahudi dari Tajikistan yang sempat bergabung dengan Angkatan Bersenjata Israel, ditahan oleh polisi Israel ketika membela warga Palestina di kamp penampungan Deheishe. Di sanalah pria berusia 23 tahun itu mengatakan, dirinya ingin menjadi warga Palestina.
Saat ini, Pshenichnikov mengadakan perjalanan ke Eropa untuk dua bulan. Sepulangnya dari Eropa, Pshenichnikov berharap akan sampai di Tepi Barat.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat aneh, hal itu disebabkan karena seorang warga Israel justru ingin hidup di bawah penguasaan Palestina. Kasus ini pun menjadi fenomena yang amat sangat langka karena meski ada warga Israel yang menikah dengan warga Palestina, mereka takkan pernah mau melepaskan kewarganegaraan Israelnya.
Saat diwawancarai oleh sebuah media, ibu dari Pshenichnikov mengatakan, dirinya cukup terganggu dengan keputusan putranya. Namun pria itu tetap mendapat dukungan dari ibunya.
"Saya adalah ibunya dan saya mencoba untuk mendukungnya, seperti yang dilakukan ibu lainnya. Namun saya tidak pernah mendukung peperangan yang dia lakukan," ujar Svetlana Pshenichnikov, seperti dikutip Associated Press, Kamis (14/6/2012).
Keluarga Pshenichnikov bermigrasi ke Israel di saat Pshenichnikov masih berusia 13 tahun. Israel pun memberikan kewarganegaraan secara otomatis bagi setiap orang yang beragama Yahudi.
"Saya membenci Zionis, saya ingin menjadi bagian dari gerakan perlawanan Palestina. Saya meminta seluruh warga Israel yang mendukung eksistensi Negara Palestina agar melakukan hal yang sama dengan saya, datang dan hidup di Tepi Barat atau Gaza," ujar Pshenichnikov.(AUL)
Andre Pshenichnikov, seorang imigran Yahudi dari Tajikistan yang sempat bergabung dengan Angkatan Bersenjata Israel, ditahan oleh polisi Israel ketika membela warga Palestina di kamp penampungan Deheishe. Di sanalah pria berusia 23 tahun itu mengatakan, dirinya ingin menjadi warga Palestina.
Saat ini, Pshenichnikov mengadakan perjalanan ke Eropa untuk dua bulan. Sepulangnya dari Eropa, Pshenichnikov berharap akan sampai di Tepi Barat.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat aneh, hal itu disebabkan karena seorang warga Israel justru ingin hidup di bawah penguasaan Palestina. Kasus ini pun menjadi fenomena yang amat sangat langka karena meski ada warga Israel yang menikah dengan warga Palestina, mereka takkan pernah mau melepaskan kewarganegaraan Israelnya.
Saat diwawancarai oleh sebuah media, ibu dari Pshenichnikov mengatakan, dirinya cukup terganggu dengan keputusan putranya. Namun pria itu tetap mendapat dukungan dari ibunya.
"Saya adalah ibunya dan saya mencoba untuk mendukungnya, seperti yang dilakukan ibu lainnya. Namun saya tidak pernah mendukung peperangan yang dia lakukan," ujar Svetlana Pshenichnikov, seperti dikutip Associated Press, Kamis (14/6/2012).
Keluarga Pshenichnikov bermigrasi ke Israel di saat Pshenichnikov masih berusia 13 tahun. Israel pun memberikan kewarganegaraan secara otomatis bagi setiap orang yang beragama Yahudi.
"Saya membenci Zionis, saya ingin menjadi bagian dari gerakan perlawanan Palestina. Saya meminta seluruh warga Israel yang mendukung eksistensi Negara Palestina agar melakukan hal yang sama dengan saya, datang dan hidup di Tepi Barat atau Gaza," ujar Pshenichnikov.(AUL)